Cintailah Indonesia Sepenuh Hati


Buku Mencintai Indonesia Setengah Hati merupakan kumpulan curahan hati para warga Kompasiana tentang ke-Indonesia-an dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Baik dilihat dari sudut pandang nasionalime, bahasa, pendidikan, ekonomi, permainan warisan nusantara, konsumen Indonesia, birokrasi dan layanan umum, pemberantasan korupsi, pertanian dan kelautan, media, teknologi dan kita, dan lain sebagainya.

Semua sudut pandang tersebut dituliskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana (ringan untuk dibaca) dan gaya penekanan yang berbeda-beda pula atau bisa dibilang seperti tulisan sebuah blog. Membacanya tentu akan mudah dan mengalir tetapi penuh nilai-nilai spirit ke-Indonesia-an.

Seperti yag disampaikan Pipih Nugraha (sebagai Founder Kompasiana) dalam sebuah kata pengantar, bagaimana anak-anak bangsa, yang tidak pernah didengar pendapatnya oleh negara seperti halnya para tokoh-tokoh negara berbicara, mengembangkan ide dan gagasannya untuk negaranya?
Membaca dan membuka lembar demi lembar naskah, kemudian saya menemukan keasyikan yang sungguh. Tugas saya kemudian adalah menemukan ide lain yang masih bersembunyi di laman-laman Kompasiana, lalu mengikatnya menjadi satu kesatuan yang utuh (catatan Editor halaman vii).

Memang, jika kita lihat dan buktikan banyak dari masyarakat kita sendiri masih belum sepenuhnya mengerti tentang bangsa Indonesia. Bukti yang nyata dari itu ialah minimnya wawasan tentang ke-Indonesia-an yang masyarakat miliki sekarang ini. Baik itu dari segi wilayah, kebudayaan, bahasa, adat dan yang lain sebagainya.

Misalnya dalam tulisan Akbar Pitonang yang berjudul Mencintai Indonesia Setengah Hati. Ia mengkritik bagaimana seseorang tidak tahu kota Padang itu letaknya dimana sedangkan ia makan nasi Padang hampir setiap hari. Selain itu, Akbar juga mengkritik tentang cara melestarikan kebudayaan bangsa ini. Kita berteriak-teriak ketika bangsa lain mengakui salah satu budaya kita. Namun kita enggan untuk melestarikannya sendiri (halaman 5).

Sepadan dengan hal tersebut, Eddy Rusdiono dalam tulisannya “Indonesia Raya” Perlu Disimak dengan Cara Berbeda juga menceritakan pengalamannya ketika di Thailand. Ia disana melihat betapa dihormatinya lagu kebangsaan bangsa Thailand. Bahkan setiap hari mereka wajib mendengarkan lagu tersebut sebanyak dua kali.  Dengan posisi berdiri tegap, mereka memberi hormat (halaman 15). Pertanyaannya, bagaimana dengan bangsa Indonesia? Apakah Indonesia sampai segitunya dalam mendengarkan lagu kebangsaan?

Sementara dalam tulisan Bangga Menjadi Koruptor  merupakan kritik terhadap praktik korupsi yang telah mengakar kuat dimasyarakat kita. Menjadi PNS dengan menyuap adalah hal lumrah dan telah menjadi rahasia umum. Fenomena seperti ini merupakan gejala “sakit Jiwa” masyarakat jika dibiarkan akan menular bak virus yang mematikan.

Buku setebal 528 halaman ini, ibarat sebuah do’a agar bangsa Indonesia kedepannya lebih baik. Banyak tulisan-tulisan sederhana namun jika kita pahami menjadi penuh makna. Inilah suara anak-anak zaman yang perlu didengarkan. Untuk itu cintailah Indonesia sepenuh hati, jangan hanya setengah-setengah. Selamat Membaca!

Identitas Buku :
Judul Buku      : Mencintai Indonesia Setengah Hati
Penulis             : Kompasiana
Penerbit           : Bentang Pustaka, Yogyakarta
Cetakan           : I, September 2013
Tebal               : xiv + 258 halaman
ISBN               : 978-602-7888-64-7
Harga              : Rp 49.000,-

*) Dimuat di mediamahasiswa.com, edisi 17/01/2014

Comments

Popular posts from this blog

Maria Walanda Maramis (1872-1924)

Rahasia Hidup Bahagia Tanpa Mengeluh

Panduan Mudah Belajar Numerologi