Banjir dan Kesadaran Lingkungan Kita (Versi Asli)
Radar Surabaya, 27 Januari 2014 |
Bencana banjir yang terjadi di negeri ini sudah kita alami dari
tahun ke tahun. Namun, bencana tersebut tidak lantas membuat kita sadar. Kita
tetap melakukan hal yang sama, membuang sampah sembarangan, membangun rumah di
bantaran, yang semua itu menyebabkan terjadinya pendangkalan dan penyempitan
aliran air.
Hujan dengan intensitas yang tinggi selalu dijadikan kambing hitam akan
penyebab banjir. Akan tetapi perlu juga untuk diketahui bahwa kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan juga masih sangat memprihatinkan. Oleh
karena itu, kita perlu segera bertobat dan menyadari bahwa apa yang kita
lakukan selama ini salah.
Ada beberapa alasan klasik mengenai penyebab banjir yang sering
kita dengar dan baca. Pertama, hutan yang telah gundul akibat pembalakan liar (ilegal
logging). Padahal fungsi hutan sendiri yaitu menjadi area resapan dan
penahan banjir. Kedua, pendangkalan aliran air dan tempat penampungannya yang
kurang dimaksimalkan. Misalnya sungai yang setiap tahunnya perlu adanya
perhatian serta tempat penampungan air seperti waduk dan lain sebagainya. Ketiga,
kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya masih minim.
Terakhir, padatnya penduduk.
Alasan klasik tersebut memang sudah ada sejak dulu. Namun hingga
saat ini masyarakat juga belum bisa menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan. Pun dengan pemerintah, pemerintah selaku pemegang kebijakan tidak
konsisten dalam menanggulangi banjir tahunan ini. Terkadang kebijakan tersebut
keluar apabila banjir telah menerjang. Ibaratnya kebijakan tersebut seperti
hangat-hangat tai ayam (Baca: pemimpin baru kebijakan baru).
Jika pemerintah benar-benar serius dan konsisten dalam
menanggulangi bencana banjir. Pemerintah seharusnya antisipatif. Semua harus
dilakukan jauh-jauh hari dalam melakukan penanggulangan. Pemerintah juga perlu
melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar selalu menjaga kelestarian lingkungan
serta membuang sampah pada tempatnya. Apalagi bagi masyarakat bantaran sungai
yang terkadang membuang sampah sembarang yang menyebabkan semakin dangkal dan
menyempitnya sungai tersebut.
Ketegasan pemerintah dalam melarang pembangunan rumah yang
daerahnya sudah padat pun masih diragukan. Padahal, padatnya penduduk akan menyebabkan
tidak adanya daerah resapan air ketika intensitas hujan turun sangat deras.
Akan tetapi ketegasan pemerintah dalam mengatur larangan tersebut hingga kini
masih belum terealisasikan secara maksimal. Untuk itu, pemerintah dan
jajarannya perlu meninjau serta memberi arahan kepada masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan peremajaan kembali
hutan-hutan yang telah gundul (baca: reboisasi). Agenda pengedukan sungai dan
waduk tempat penampungan air juga harus dipantau tiap tahunnya. Serta kebijakan
yang tegas terhadap pembuang sampah sembarangan pun harus benar-benar
diimplementasikan. Sehingga diharapkan dengan adanya kebijakan yang tegas
tersebut masyarakat akan semakin sadar bahwa yang mereka lakukan akan berdampak
tidak baik bagi dirinya maupun orang lain.
Dengan begitu, semoga banjir yang terjadi di tahun ini akan menjadi
hikmah bagi kita semua. Bahwa betapa pentingya menjaga kelestarian lingkungan
supaya alam tetap bersahabat dengan kita. Apabila kita tidak menjaganya kita
sendirilah yang akan terkena imbasnya. Semoga kita menyadari hal tersebut.
Comments