Riwayat Sejarah Ken Arok
Membaca novel sejarah Ken Arok karya Zhaenal Fanani sungguhlah
menarik. Alasannya, Ken Arok merupakan seorang tokoh kontroversial dari dulu
hingga sekarang. Ia lah penyebab kemarahan serta kematian Empu Gandring sang
pembuat keris. Dan keris tersebut itulah, tujuh keturunannya mati akibat sabda
dari sang empu kerisnya.
Kisah riwayat Ken Arok sendiri bisa didapatkan dari dua versi kitab
kuna yaitu nagarakertagama dan pararaton. Ada perbedaan mendasar dari dua kitab
kuna tersebut. Perbedaan yang paling mendasar ialah lahirnya jabang bayi serta cara
dan tahun meninggalnya Ken Arok yang berbeda cukup jauh (sekitar 20 tahun).
Namun, tujuan penulis dalam pembuatan novel ini bukanlah untuk memperdebatkan
kedua versi kitab kuna tersebut.
Dalam novel ini dikisahkan bahwa Ken Arok terlahir dari hubungan
gelap Ken Ndok dengan Gajah Para. Seorang pria perkasa yang telah membuat Ken
Ndok jatuh hati padanya. Padahal, Ken Ndok Sendiri telah menjadi istri sah Resi
Agung Sri Yogiswara Girinata. Namun dikarenakan Sang Resi belum sama sekali
menyentuh Ken Ndok selama sedasa (sepuluh) tahun, Ken Ndok pun sebagai
perempuan biasa resah dengan hal tersebut.Hubungan Ken Ndok dengan Gajah Para akhirnya pupus setelah
mengetahui Ken Ndok tengah mengandung. Namun Gajah Para tidak mau untuk
bertanggung jawab. Dari sinilah nasib Ken Arok dimulai. Sebelum kehamilannya
tercium oleh Sang Resi, Ken Ndok pun kabur dari padepokan ke sebuah tempat
wingit yaitu sebuah pemakaman. Dengan bertumpu pada batu nisan Ken Arok akhirnya
dilahirkan dan setelah itu ditinggalkan.
Ki Lembong lah yang akhirnya menemukannya. Ia adalah maling kelas
kakap yang belum pernah tertangkap. Nyawa Ken Arok akhirnya diselamatkannya.
Dari Ki Lembong pula nama Temon (nama kecil Ken Arok) terlahir. Sejak saat itulah,
riwayat sejarah hidup Ken Arok berjalan. Dari kehidupan yang berliku-liku
sampai akhirnya dapat merebut Tumapel serta Ken Dedes dari tangan Tunggul
Ametung dengan arahan Dan Hyang Lohgawe. Ken Arok akhirnya bisa berjaya dan
menempati posisi tertinggi di pakuwon (pusat pemerintahan) Tumapel yang
beribukota di Kutaraja.
Novel ini bukanlah kisah sejarah biasa. Makna yang terkandung di
dalamnya akan membawa kita kepada kisah perjuangan zaman dahulu yang sangat
fenomenal dan luar biasa. Ada pula pesan-pesan moral yang terkandung dalam
novel setebal 536 halaman ini. Bagi Anda yang suka dengan novel sejarah, saya
rekomendasikan Anda untuk membacanya.
Yogyakarta, 13/01/2014.
Judul Buku : Ken Arok,
Cinta dan Tahta
Penulis : Zhaenal
Fanani
Penerbit : Metamind,
Solo
Cetakan : I, 2013
Tebal : viii +
536 halaman
ISBN :
978-602-9251-19-7
Comments