Rahasia Hidup Bahagia Tanpa Mengeluh
Kondisi sosial
masyarakat dewasa ini semakin hari semakin memprihatinkan. Banyak dari
masyarakat kelas bawah semakin mengeluh akibat himpitan kehidupan. Kondisi ini
memaksa masyarakat untuk tetap bersabar dan terus berikhtiar dalam mencari
sejumput rezeki. Namun, tidak semua dari masyarakat bisa melakukannya. Mereka
pun banyak yang mengeluh
karena keadaan.
Untuk itu,
buku karya Khalifi Elyas Bahar yang berjudul Untuk Apa Hidup Kalau Hanya
Numpang Ngeluh? ini setidaknya memberi pemahaman terhadap pembaca bagaimana
supaya hidup Anda agar tidak hanya mengeluh saja. Di dalamnya dijelaskan mengapa
mengeluh itu malah menimbulkan efek negatif bagi diri seorang tersebut. Selain
itu, dijelaskan pula bagaimana rahasia hidup bahagia tanpa mengeluh.
Dalam hidup,
pahit dan manis itu hal biasa. Bahkan, apa yang kita bayangkan tak seperti yang
ada dalam kenyataan. Hidup mengalir bak air dengan riak dan gelombang yang
menyertainya. Kehidupan juga layaknya sebuah drama dengan skenario yang kadang
sulit ditebak dan diterka. Jadi, manusia hanyalah aktor yang perlu memperbaiki skill
atau keterampilan, mental, karakter, pengetahuan, keilmuan, dan juga amal
(halaman 16-17).
Berusaha
mengoptimalkan kemampuan pribadi lebih baik dari pada pasrah bongkokan.
Kita sebagai umat muslim pun telah diajarkan untuk menerima suatu keadaan, akan
tetapi tidak boleh berpangku tangan. Kita diajarkan untuk bergerak mencari
rezeki dengan jalan yang halal. Kesedihan hanya akan menunda kita untuk
bekerja. Mengeluh dan mengaduh hanya akan membuat kita tidak berinisiatif untuk
bangkit.
Maka dari itu,
Janganlah mengeluh. Orang yang suka mengeluh tanpa sadar akan memiliki sikap
pesimis dan ragu-ragu (skeptis) terhadap semua realitas pengalaman hidup yang
dirasakannya. Keluhan-keluhan yang selalu muncul dapat memicu beban pikian yang
berdampak stres. Oleh karena itu, sebelum keluhan-keluhan itu mendatangkan hal
yang tidak diinginkan, alangkah lebih baiknya jika kita menyikapi setiap apa
pun dengan penuh optimis (halaman 99-101).
Masalahmu
Sahabatmu
Masalah
bukanlah musuh yang perlu ditakuti. Namun ia perlu dihadapi dengan keberanian
dan ketenangan. Sebab, masalah akan mengajari kita bagaimana cara hidup tegar
dan bijaksana. Ia adalah sahabat terbaikmu yang akan mengajarimu menjadi batu
karang yang kokoh meskipun deburan ombak terus menggempurmu.
Sebagian ahli
motivator pernah mengatakan bahwa hidup yang tidak ditemani dengan masalah akan
terasa hampa dan membosankan. Seolah-olah hidup tiada warna dan tantangan dalam
kehidupan. Akbibatnya, seorang akan enggan instopeksi diri sebab tiada yang
menyadarkannya (halaman 108).
Selain itu, seseorang
yang tidak pernah diuji atau diberi tantangan tidak akan pernah mengetahui
seberapa besar kemampuannya. Pun akan tampak berbeda antara seseorang yang
dibesarkan dalam perjuangan yang berat dengan seseorang yang dibesarkan dengan
penuh kemanjaan. Seseorang yang sudah terbiasa berjuang melawan
kesulitan-kesulitannya akan cenderung lebih kuat dan tegar ketika masalah
menimpanya. Sebalinya, seseorang yang dimanja akan cepat menyerah ketika
masalah menghampirinya (halaman 202).
Kesulitan-kesulitan
yang Anda alami saat ini merupakan jalan menuju kesuksesan. Ada banyak contoh
yang bisa kita ambil hikmahnya. Sebagai seorang muslim kita tentu mempunyai
suri tauladan yang bisa kita tiru. Nabi Muhammad Saw. merupakan teladan yang
perlu kita amalkan sunnahnya dalam kehidupan kita. Perjuangan beliau dalam
menghadapi ujian begitu besar namun tetap tegar dan bersabar demi kejayaan
ummatnya.
Toh, sebuah proses
yang berdarah-darah jauh lebih memberi kesan dan makna pada hasil akhirnya.
Ingatlah bahwa sesuatu yang didapatkan dengan mudah (instan) akan segera
lenyap. Berbeda jika didapatkannya dengan perjuangan yang penuh menguras
tenanga, hasilnya pun akan berkah dan memberi nikmah (halaman 204).
Oleh karena
itu, jadikanlah masalah dan kesulitanmu itu sebagai sahabat terbaikmu. Sehingga
Anda tidak lagi berkeluh kesah ketika ditimpa masalah. Mengeluh akan membuat
kita khawatir dengan segala kemungkinan di masa yang akan datang dan akan
membuat kita menyia-nyiakan kesempatan. Selain itu, mengeluh hanya akan membuat
hati sedih, wajah berubah muram, semangat mengendor, serta akan menghilangkan
harapan-harapan yang indah nan gemilang.
Buku setebal
224 halaman ini memang menarik dijadikan bahan bacaan sekaligus renungan bagi
kita semua. Terlebih di tengah kondisi sosial masyarakat yang serba bingung dan
mengeluh akibat himpitan ekonomi dan berbagai himpitan kehidupan yang lainnya.
Sehingga dengan membaca buku ini, semoga hidup Anda akan bahagia tanpa berkeluh
kesah lagi. Selamat membaca!
Penulis : Khalifi Elyas Bahar
Penerbit : Diva Press
Cetakan : I, Desember 2014
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-602-255-763-0
Harian Bhirawa, 6 Maret 2015.
Judul Buku : Untuk Apa Hidup Kalau Hanya Numpang
Ngeluh?Penulis : Khalifi Elyas Bahar
Penerbit : Diva Press
Cetakan : I, Desember 2014
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-602-255-763-0
Comments